Awan : Tok, gimana caranya kita mau tahu sosok orang itu memiliki ilmu yang tinggi dan pintar.
Tok Guru : Hmmm….carikan saya 2 tin yang kosong…kemudian kamu kembali ke sini. Sebelum itu, satu tin diisikan dengan tanah atau pasir ataupun air. Isikan sampai penuh. Satu lagi biarkan ianya kosong.
Awan : Baik tok…
(Setelah puas mencari…..)
Awan : Tok ini 2 tin satunya berisi penuh dengan tanah. Satu tidak berisi apa-apa pun
Tok Guru : Terima kasih. Perhatikan dengan teliti awan. Sekarang saya pukul tin yang diisi penuh dengan tanah. Dengar bunyinya kayak apa. …….. Sekarang pula saya mau pukul tin yang kosong ini. Dengar bunyinya kayak apa pula….Setelah mendengar kedua-dua bunyi itu, apa pengertianmu?
Awan : Menurut saya tin berisi penuh itu enak lagi didengarnya walaupun bunyinya enggak kuat. Kalo tin yang tidak berisi itu bunyinya agak kurang enak..bising banget.bisa sakit telinga mendengarnya jika berterusan dipukul.
Tok Guru : Hemhemhem..(Sambil mebelai janggut)….Awan…. Begitu jugalah dengan manusia. Seperti tin yang itu. Manusia yang padat dengan ilmu pengetahuan, mereka kurang untuk bersuara tapi satu kali mereka bersuara maka kata-kata mereka itu amat bermakna dan penuh dengan pengisian. Padahal, manusia yang dadanya kosong dengan ilmu, mereka akan selalu bising bersuara. Ia lah, ada saatnya memberontak, bikin ributan, bikin berantakan dan apa-apa aja yang mendatangkan keadaan yang kurang enak didengar. Mereka banyak mengeluarkan kata-kata dan bersuara..dukacita..amat sedikit pengertian dari apa yang mereka ngomong. Paling teruk, tidak sedikitpun ada makna dalam apa yang mereka katakan.
Awan : …………………………………….
Tok Guru : Begitulah Awan……. Pada saat seseorang itu taksub dengan ilmunya, dia alpa dan riak dengan kepintarannya. Sebenarnya di dadanya masih kosong. Maka sia-sia saja ilmu yang dia pelajari. Seeloknya, ikhlaslah dalam menuntut ilmu agar ilmu itu meresap ke dalam dada dan memberi kesedaran kepada kita tentang kebesaran Allah S.W.T
0 comments:
Post a Comment